KIsah Sedih Dibalik Kesuksesan Eng Hian, Berikut selengkapnya
Jakarta - Eng Hian disanjung karena sukses membimbing Greysia Polii/Apriyani
Rahayu meraih medali emas Olimpiade 2020. Akan tetapi, Kepala Pelatih
Ganda Putri Pelatnas Utama PBSI ini rupanya memiliki sejumlah kisah tak
mengenakkan sepanjang kariernya.
Eng Hian mulai masuk Pelatnas PBSI sejak 2014. Sebagai asisten pelatih
ganda putri, pemilik medali perunggu Olimpiade 2004 itu berhasil membawa
Greysia/Nitya Krishinda mendapat medali emas Asian Gamings 2014 di
Incheon, Korea Selatan.
Setelahnya, karier Eng Hian naik. Ia lalu ditunjuk sebagai pelatih kepala ganda putri di tahun 2016. Namun sebenarnya, ada isu tak sedap pada tahun tersebut.Ada rumor bahwa Eng Hian sempat akan didepak dari Pelatnas PBSI.
Dalam
acara "Penghargaan Alumni PB Djarum - Pelatih Ganda Putri Juara
Olimpiade Tokyo 2020" yang dilangsungkan secara virtual pada Kamis
(19/8), ia membenarkan bahwa ada report itu saat ditanya wartawan.
"Pada 2014, saya membuat sejarah bagi ganda putri Indonesia di Asian
Gamings. Tahun 2015, sebelumnya kan ganda putri Indonesia belum pernah
juara di Super Collection, itu kami berhasil pecahkan (juara Korea
Open-red),"terang Eng Hian.
"Pada 2016, ada isu saya enggak diperpanjang saat momen pergantian
kepengurusan 2016-2017 [tetapi akhirnya tetap lanjut] Kalau kritik, itu
biasa karena selalu dibandingkan dengan sektor terbaik, seperti ganda
putra dan ganda campuran."
"Saya selalu yakinkan diri saya sendiri, mau 1.000 orang enggak
percaya, biarin aja. Kalau saya sendiri enggak percaya, remuk saya,"
lanjutnya.
Itu bukan satu-satunya pengalaman dan tantangan mental bagi Eng Hian.
Bahkan ternyata, pria kelahiran 17 Mei 1977 itu sempat nyaris tak ikut
ke Olimpiade 2020.
"Betul, berita itu. Last minute, nama saya baru ada. Kami ke Kumamoto
pada 8 Juli, saya baru diinfokan tanggal 4. Jadi, itu sempat jadi agak
pergumulan, ada sedikit ketegangan,"jelas Eng Hian kepada wartawan.
"Saya bilang ke Greysia/Apriyani tak mudah karena ini keputusan dari
NOC. Ganda putri kan memang tak diperhitungkan, makanya itu bisa jadi
motivasi. Namun ternyata, dikasih jalan yang lain, nama saya bisa masuk
ke skuad."
"Yang pasti, perasaan saya senang dan lega waktu itu. Greysia/Apri juga senang bisa didampingi pelatihnya sendiri. Itu menjadi motivasi ekstra buat mereka. Saya harap PBSI, Kemenpora, dan NOC bisa lebih memperhatikan ganda putri RI. Jangan meng-underestimate-kan,"tambahnya.
Pada akhirnya, justru Greysia/Apriyani yang tak diunggulkan sukses merebut emas Olimpiade 2020. Itu menjadi sejarah baru ketika ganda putri RI pertama berhasil menyabet emas Olimpiade.
Komentar
Posting Komentar